Biografi Syekh Salim bin Sumair al-Hadhrami: Ulama Besar Penulis Safinatun Najah
Dalam sejarah Islam, banyak ulama besar yang meninggalkan karya berharga dan menjadi rujukan sepanjang masa. Salah satunya adalah Syekh Salim bin Sumair al-Hadhrami, seorang ulama fiqih dari Hadramaut, Yaman. Nama beliau sangat terkenal di kalangan santri dan pesantren di Indonesia, Malaysia, hingga Asia Tenggara, terutama karena kitab ringkas fiqihnya yang populer, Safinatun Najah.
Artikel ini akan membahas biografi beliau, perjalanan ilmunya, karya-karyanya, serta warisan yang terus hidup hingga kini.
Asal Usul dan Nasab
Syekh Salim bin Sumair al-Hadhrami lahir di Hadramaut, Yaman, sebuah wilayah yang terkenal melahirkan banyak ulama besar. Nama lengkap beliau adalah Salim bin Abdullah bin Sumair al-Hadhrami. Keluarga beliau dikenal religius, menjaga tradisi ilmu dan ibadah. Dari kecil, beliau sudah hidup di lingkungan para ulama, sehingga wajar bila sejak dini beliau sudah terbiasa dengan majelis ilmu.
Perjalanan Menuntut Ilmu
Sejak kecil, Syekh Salim menunjukkan kecerdasan luar biasa dalam memahami ilmu agama. Beliau menekuni berbagai cabang ilmu, seperti:
-
Ilmu Fiqih (Mazhab Syafi’i)
-
Ilmu Tauhid
-
Ilmu Hadis
-
Ilmu Nahwu dan Balaghah
-
Ilmu Tasawuf
Beliau berguru kepada banyak ulama Hadramaut, di antaranya Imam Abdullah bin Umar asy-Syathiri dan Imam Umar bin Abdurrahman al-‘Attas, dua ulama besar yang dikenal luas. Dari merekalah beliau mendapatkan fondasi ilmu yang kokoh.
Karya-Karya Syekh Salim bin Sumair
Karya beliau yang paling terkenal adalah Safinatun Najah fiima Yajibu li al-‘Abdi li Maulah, atau biasa disebut Safinatun Najah.
Kitab ini berisi ringkasan fiqih dasar mazhab Syafi’i yang sangat mudah dipahami. Karena itu, kitab ini menjadi pegangan awal bagi para santri pemula di pesantren.
Isi Kitab Safinatun Najah
Safinatun Najah membahas berbagai hal penting dalam ibadah, seperti:
-
Bab tauhid dasar
-
Thaharah (bersuci)
-
Shalat
-
Zakat
-
Puasa
-
Haji
Kitab ini ringkas, sistematis, dan mudah dihafal, sehingga cocok dijadikan pegangan awal sebelum mempelajari kitab fiqih yang lebih tebal.
Kutipan Kitab Safinatun Najah
Agar lebih jelas, berikut beberapa kutipan langsung dari kitab Safinatun Najah karya Syekh Salim bin Sumair:
1. Tentang Kewajiban Mukallaf
قال المصنف رحمه الله تعالى:
أول ما يجب على المكلفين معرفة الله تعالى ورسوله صلى الله عليه وسلم ثم ما يصح به إسلامه، ثم معرفة أحكام الطهارة والصلاة.
Artinya:
“Hal pertama yang wajib diketahui oleh orang mukallaf adalah mengenal Allah Ta‘ala dan Rasul-Nya ﷺ, kemudian mengetahui apa yang sah dengannya Islam seseorang, lalu mengetahui hukum-hukum bersuci dan shalat.”
2. Tentang Rukun Shalat
قال المصنف رحمه الله تعالى:
وأركان الصلاة سبعة عشر: النية، وتكبيرة الإحرام، والقيام لها، وقراءة الفاتحة، والركوع، والاعتدال، والسجود على الأعضاء السبعة، والجلوس بين السجدتين، والطمأنينة، والترتيب، والتشهد الأخير، والجلوس له، والصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم فيه، والتسليمتان، والقيام بعرف، والخروج منها بعرف.
Artinya:
“Rukun shalat ada tujuh belas, yaitu: niat, takbiratul ihram, berdiri bagi yang mampu, membaca Al-Fatihah, rukuk, i‘tidal, sujud dengan tujuh anggota, duduk antara dua sujud, thuma’ninah, tartib, tasyahud akhir, duduk untuk tasyahud akhir, membaca shalawat atas Nabi ﷺ di dalamnya, salam dua kali, berdiri menurut kebiasaan, dan keluar dari shalat menurut kebiasaan.”
3. Tentang Zakat
قال المصنف رحمه الله تعالى:
وأما الزكاة فهي واجبة في أربعة أشياء: السائمة من بهيمة الأنعام، وعروض التجارة، والذهب والفضة، والحبوب والثمار.
Artinya:
“Adapun zakat, maka ia wajib pada empat hal: hewan ternak yang digembalakan, barang dagangan, emas dan perak, serta hasil pertanian dan buah-buahan.”
Kutipan di atas menunjukkan betapa ringkas sekaligus padatnya isi kitab Safinatun Najah, sehingga memudahkan pelajar pemula memahami dasar-dasar fiqih.
Metode Dakwah dan Pengajaran
Syekh Salim bin Sumair dikenal sebagai ulama yang sederhana dalam menjelaskan ilmu. Beliau selalu menekankan pentingnya akhlak, adab, dan pengamalan ilmu. Dakwah beliau berfokus pada:
-
Menanamkan akidah yang benar
-
Menjaga ketaatan dalam ibadah
-
Menekankan kesederhanaan
-
Membimbing umat dengan kasih sayang
Pengaruh dan Murid-Murid
Melalui karya-karyanya, khususnya Safinatun Najah, pengaruh beliau sangat luas. Kitab ini masuk ke Nusantara melalui ulama Hadramaut yang berdakwah di Indonesia dan Malaysia.
Banyak pesantren di Jawa, Madura, Sumatera, Kalimantan, hingga Malaysia menjadikan kitab Safinatun Najah sebagai kurikulum wajib. Bahkan, kitab ini sering dihafalkan oleh santri pemula.
Wafat dan Warisan
Syekh Salim bin Sumair wafat dalam keadaan husnul khatimah. Meskipun beliau telah tiada, ilmunya terus hidup melalui karya-karya yang dia tinggalkan. Doa dan kiriman pahala dari para penuntut ilmu selalu mengalir untuk beliau.
Relevansi di Masa Kini
Walau ditulis ratusan tahun lalu, Safinatun Najah tetap relevan. Kitab ini menjadi pintu masuk mempelajari fiqih secara praktis dan terstruktur. Bahkan di era modern, kitab ini masih menjadi referensi utama dalam memahami dasar-dasar ibadah umat Islam.
Kesimpulan
Syekh Salim bin Sumair al-Hadhrami adalah ulama besar dari Hadramaut yang berjasa besar dalam penyebaran ilmu fiqih, khususnya mazhab Syafi’i. Melalui kitab Safinatun Najah, beliau memberikan warisan ilmu yang sederhana namun sangat bermanfaat, sehingga dipelajari oleh jutaan santri hingga kini.
Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada beliau, menjadikan kita termasuk orang yang mendapat manfaat dari ilmu beliau, serta meneladani akhlak dan kesungguhan beliau dalam berkhidmat kepada agama.
Label: Biografi Ulama
0 Komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda